Petualangan adalah tidak diam. Begitulah kehidupan. Bahkan manusia ketika diam, dia mencari yang tidak diam. Ketika rendah, bangkit mencari yang lebih tinggi. Maka muncullah fenomena gelombang kehidupan.
Gelombang milik lautan. Dan itu gerak merambat. Mulanya menikmati dengan terpaku, lalu mulai memelototi si gelombang lautan itu. Saat itu kita akan mulai mabuk. Kepala pusing, hilang keseimbangan, bahkan bisa muntah mengeluarkan apa yang kita suka, bahkan bisa juga sampai pingsan hilang kesadaran.
Kata acara petualangan, jika mabuk laut, berdiam dirilah sambil berbaring menatap langit. Langit diam. Menenteramkan. Memberi arah keseimbangan. Memulihkan kekuatan. Mengembalikan kesadaran. Langit yang melingkupi. Di atas tidak berbatas. Bebas kepada siapa saja dan apa saja yang menjadi mahluk yang dinaunginya.
Jika kehidupan ini limbung. Berkeringat dingin dan mulai terasa mual ingin muntah. Segeralah berdiam diri dalam hening menatap yang Mahatinggi Langit Kehidupan. Dia akan diam. Menenteramkan. Memberi arah keseimbangan langkah dan keputusan. Memulihkan kekuatan dan harapan yang segera menjadi bukti untuk dinikmati. Mengembalikan kesadaran dan pengertian. Langit Kehidupan yang melingkupi seluruh celah urat, daging, sumsum, tulang, menyembul ke pori-pori dan melingkupi ke seluruh tubuh, jiwa raga, lahir batin. Tidak berbatas, sejauh permohonan kewajaran yang dihaturkan. Bebas kepada siapa saja dan apa saja yang menjadi mahluk yang dinaungiNya. Dialah Sang Pencipta. Ya Rahman ya Rahim.
By:: p0p,3y3_a64in
rasa dan cahaya (fb)